Rabu, 04 Februari 2009

Jalan Cinta

Tiga kali aku kerumah mu, meski yang pertama kamu ragu untuk terima aku, namun yang memang sudah menjadi kepribadianku untuk tidak pantang menyerah. Aku ingin kau tahu bahwa kesungguhan ku mengalahkan semua kesulitan yang aku temui. Yang masih aku ingat dan tak prnah hilang dari ingatanku kamu ragu pada ku, meski semua itu harus aku bayar dengan sedikit spekulasi, untunglah! Semua dapat di atasi.

Kali kedua aku datang dan itu bersamamu aku ingin memenuhi keinginanku untuk mengikat tali silaturrahmi antara aku dan keluargamu, sangat menyenangkan aku lewati kisah sejarah masa lalu dengan menyimak apa yang terlontar dari lisan orang tuamu, jujur! aku tidak paham, tapi aku mencoba mengimbangi semua alur diskusi kita berdua hingga larut malam dan meski mataku tak lagi dapat dikompromi tapi aku senang dan bangga, karena tidak semua dapat melakukan hal itu.

Memang berbeda apa yang kita lakukan saat kita ditanah kelahiran dan tempat kita hijrah dan menetap sementara atau lama disana, banyak kisah yang kita bersama ceritakan dan itu mengalir seperti bening air dari hulu kehilir aku merasa yakin kamu mau meneriama aku apa adanya namun kita berspekulasi sama saat aku datang pertama kali, namun kali ini berbeda, kali ini dengan kamu orang yang paling aku sayang, meski kamu ragu dengan semua itu terserahlah! Aku fikir semua akan ada hikmah dibalik semua ini.

Kini engkau yang datang ketempat dimana aku lahir dan dibesarkan oleh keluarga yang sederhana dan kami senang dengan semua itu. Meski kau datang dengan membayar ongkos dengan rasa malu yang memang sudah menjadi watakmu aku bangga padamu terlebih pada diriku sendiri, gurauan ringan mengiringi selama kamu tinggal disana meski tidak lama.

Jika diumpamakan pekerjaan ibadah yang lain aku telah mendapat gelar sunnah karena aku sudah menjalaninya tiga kali. Tiga kali aku menginjakkan kaki diteras mu meski harus aku lewati dengan menyusuri jalan terjal berliku dan berbatu namun aku lakukan dengan ikhlas dan sabar, semoga kau tahu itu. Satu hal yang aku ingin engkau sadari bahwa perasaan cintaku tak pernah pudar aku wujudkan semua itu dengan memberikan perhatian berlebih kepadamu hanya saja perasaanmu yang tak pernah melebihkan kedudukan ku dihatimu, mungkin kamu akan merugi jika kamu melebihkan perasaanmu kepadaku. Entahlah!

Keputusanku sudah bulat seperti bola pimpong dan tidak memiliki sisi, hingga akhirnya aku memutuskan untuk kuliah saja!

(Kunci Zaman)

assalamualaikum

selamat datang di blog aku, kuncizaman